Sumatra, Tenurial rights, Carbon stock, Pulp & paper, Palm oil, APP, APRIL, bengkalis, BRG, gambut, karhutla, PIPPIB, restorasi, Rimba Rokan Perkasa, Rokan Hilir, sawit, SRL, Sumatera Riang Lestari,
Hasil pengecekan lapangan oleh Eyes on the Forest menemukan adanya kebakaran hutan dan lahan di konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) di kabupaten Rokan Hilir dan kawasan prioritas restorasi gambut serta areal peta indikatif penundaan pemberian izin baru (PIPPIB) di Bengkalis pekan lalu.
Sebanyak 4942 titik api terdeteksi di Riau sejak 11 Agustus hingga 22 Agustus 2018, berdasarkan pantauan satelit NASA FIRMS VIIRS yang dianalisa oleh tim Eyes on the Forest.
Satu konsesi yang terpantau oleh EoF adalah PT Sumatera Riang Lestari blok 3 (pemasok Asia Pacific Resources International Limited /APRIL) yang di tahun-tahun sebelumnya juga mengalami kebakaran. Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru pekan lalu mencatat lebih dari 1000 hektar lahan di Rohil habis dilalap api.
Berdasarkan pantauan EoF di Desa Teluk Bano 1, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir, sumber kebakaran berasal dari kebun sawit yang berada di areal konsesi PT Sumatera Riang Lestari (SRL) blok 3, yang merupakan pemasok APRIL/Royal Golden Eagle. Jika dilakukan tumpang susun dengan kawasan prioritas restorasi BRG, areal ini berada dalam zona lindung.
Pantauan Eyes on the Forest di tempat kejadian, lahan yang terbakar merupakan kebun sawit dan belukar yang dulunya merupakan konsesi PT Rimba Rokan Perkasa, yakni perusahaan yang berafiliasi dengan APP/Sinar Mas Group. Hasil overlay dengan kawasan prioritas BRG juga menunjukkan bahwa areal ini berada dalam zona lindung. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, areal RRP sudah dicabut pada Oktober 2016 dan menjadi areal penundaan pemberian izin baru.
“Pencabutan izin ini telah sesuai hasil putusan pengadilan karena sengketa dengan masyarakat dan menjadi areal yang open access. Tetapi sekarang areal itu masuk dalam areal PIPPIB (peta indikatif penundaan pemberian izin baru), jadi memang tidak boleh ada izin atau aktivitas di situ," kata Direktur Pengaduan, Pengawasan, dan Sanksi Administratif Direktorat Jenderal Penegakan Hukum KLHK, Rosa Vivien Ratnawati dalam keterangannya, Rabu (26/7/2017), seperti dilaporkan detikcom
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat kebakaran melanda lahan seluas 2.635 hektar di Riau sepanjang Januari hingga awal Agustus.
Hingga saat ini upaya pemadaman yang dilakukan Manggala Agni bersama tentara dan polisi masih terus dilakukan meski terkendala cuaca dan minimnya air. Bantuan helikopter juga datang dari BNPB guna memadamkan titik api yang masih menyebar.
Dilansir dari kantor berita Antara (13/08/2018), BMKG Stasiun Pekanbaru mengungkapkan bahwa sebagian besar wilayah hutan dan lahan Provinsi Riau saat ini dalam keadaan rawan terbakar, terlebih kurangnya intensitas curah hujan. Dari 12 Kabupaten dan kota di Riau, hanya Kabupaten Indragiri Hilir yang dinilai aman.
Rekapitulasi luas lahan yang terbakar di Riau hingga 18 Agustus 2018 menurut sumber resmi menyebutkan kebakaran tertinggi berada di Rohil yakni seluas 1.263.85 Ha, disusul Kepulauan Meranti seluas 938,31 Ha dan Bengkalis seluas 512.2 Ha.