PEKANBARU -- Laporan terbaru koalisi Eyes on the Forest (EoF) menemukan fakta baru bahwa mayoritas kebun sawit beropera dalam kawasan hutan berdasarkan SK Kawasan Hutan terakhir yaitu SK 903/2016. Bahkan, berdasarkan SK Kawasan Hutan Provinsi Riau sebelumnya, 2014, 2011, dan 1986 juga menunjukkan berada di dalam Kawasan Hutan. Ini artinya praktik pengembangan kebun sawit yang dilakukan dengan cara menebangi dan menduduki kawasan hutan sudah berlangsung sangat lama di Riau. “Pemerintah Indonesia harus segera bertindak tegas terhadap perusahaan sawit yang diduga melakukan pelanggaran ini berupa selain sanksi administratif, penegakan pidana korupsi dan pencucian uang perlu diterapkan dalam kasus sawit dalam kawassan hutan,” kata Made Ali, Koordinator Jikalahari.
Pekanbaru, 30 April 2021--Koalisi Eyes on the Forest (EoF) mengecam keras pemberian izin lingkungan untuk kegiatan pengembangan kapasitas Riau Komplek PT RAPP milik Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) dan meminta Pemerintah melarang pembukaan hutan alam oleh perusahaan demi mendapatkan kayu keras campuran (mixed tropical hardwood) untuk operasinya.
A new study by twelve international and Indonesian NGOs shows that in spite of its high-profile commitment to “zero deforestation”, Asia Pulp & Paper (APP) is building one of the world’s largest pulp mills in the Indonesian province of South Sumatra without a sustainable wood supply.
The two companies together pulped five percent of the remaining natural forest in Sumatra’s Riau Province, twice the size of Indonesia’s capital Jakarta, an analysis of 2009’s annual cutting licenses (RKT) shows that these licenses were issued for the extraction of high timber volumes per hectare.