Riau kembali diancam Karhutla. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat karhutla di Riau per Senin, 7 Agustus 2023, telah mencapai 1.146,53 hektar. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis yang mencapai hampir 378 hektar.
Di tengah perjuangan menghadapi pandemic virus corona, Indonesia khususnya Sumatera dan Kalimantan juga dihadapkan dengan ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 29 Juni 2020, titik api muncul di Riau. Kekuatiran akan bergabungnya bencana karhutla bersama dengan pandemi penyakit virus corona-19 (covid-19) semakin membuncah.
Asap kebakaran hutan dan lahan kembali mengepung kota Pekanbaru. Kondisi ini telah berlangsung sejak dua bulan yang lalu dan terhenti sekitar sepekan akhir Agustus. Selasa pagi (10/9), jarak pandang bahkan berkisar antara 800 meter hingga 1 kilometer.
Kebakaran hutan dan lahan di Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, belum sepenuhnya berhasil dipadamkan. Tim gabungan Tesso Nilo yang terdiri dari Tim Elephant Flying Squad, Balai TNTN, Polri, dan Masyarakat Peduli Api (MPA binaan Balai Taman Nasional Tesso Nilo) terus melakukan upaya pemadaman di lapangan.
NGOs in West Kalimantan analyzed that 217 fires hotspots detected by NASA Firms Eosdis during 28 June – 6 July 2015. 124 out of 217 hotspots or 57 percent was found in palm oil concessions and by districts, Kubu Raya is the most area hit by fires with 81 and followed by Ketapang and Sambas with 44 and 36 respectively.
Riau province is raged by forest and land fires where EoF analyzed based on NASA Firms Eosdis Data that total 426 fires hostspots detected during June 2015.
Fires hotspots still haunt Riau province as in recent week there were 114 fire hotspots that analyzed by Eyes on the Forest based on NASA Firms EOSDIS Data, and Bengkalis district still the area mostly suffered by fires with 62 hotspots.
Data satelit selama enam bulan perama di tahun 2009 menunjukkan bahwa Provinsi Riau memiliki jumlah titik api kebakaran terbanyak di Indonesia, yakni 4.782.
Kebanyakan insiden konflik antara manusia dan harimau di Provinsi Riau dalam kurun 12 tahun terakhir telah terjadi di dekat kawasan hutan yang ditebangi oleh perusahaan-perusahaan kelompok raksasa pabrik kertas Asia Pulp and Paper (APP)/Sinar Mas Group (SMG), demikian menurut analisa data konflik manusia-harimau.
Koalisi Eyes on the Forest pada Oktober – November 2015 melakukan investigasi lapangan berbasis data titik panas dan titik api yang dipantau satelit...